JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu moda transportasi massal yang sudah
dijajal langsung oleh bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Gerindra, Joko Widodo, adalah
bus Transjakarta.
Setelah menjajal, tercetus sebuah ide untuk mengganti sistem busway
dengan railbus. "Untuk koridor-koridor yang padat penumpang, saya punya
gagasan untuk mengubahnya menjadi railbus," kata Jokowi, sapaan akrab
Joko Widodo, saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Sabtu (31/3/2012).
Menurutnya ide penggantian sistem untuk beberapa koridor padat ini bukan
tanpa pertimbangan yang matang. Ia merasakan sendiri naik bus
Transjakarta koridor I (Blok M-Kota) dengan mengantre tiket dan menunggu
lama armada busnya tiba.
Bahkan ia juga berdesakan dengan masyarakat di dalam bus. "Nanti kalau
diganti railbus. Headwaynya akan semakin cepat. Jadi tak perlu menunggu
lama," jelas Jokowi.
"Dengan sistem rel ini, armadanya bisa banyak tersambung satu sama lain.
Sehingga sekali angkut langsung banyak dan ruangnya lega tidak
desak-desakan," imbuhnya.
Ketika ditanyai mengenai kesulitan pemasangan rel di jalur busway, ia
mengungkapkan bahwa pemasangan rel di jalur busway yang memiliki koridor
padat ini tidak akan memakan waktu lama. "Masang rel itu tidak terlalu
susah. Siapa bilang nggak bisa? Ini sudah pernah saya lakukan di Solo
dan bisa," ungkapnya.
Meski memiliki gagasan untuk mengubah sedikit desain bus Transjakarta,
ia menegaskan tetap akan meneruskan pembangunan koridor bus Transjakarta
hingga terpenuhi 15 koridor. Kemudian nanti akan dilihat koridor mana
saja yang padat dan layak diganti railbus.
"Kami tidak akan mengubah Pola Transportasi Makro yang sudah
direncanakan. Tapi memodifikasi sedikit untuk kenyamanan bersama, saya
rasa tidak ada salahnya," tandasnya.