Pengembang Cina kembali menghebohkan dunia properti. Setelah membangun
gedung 15 lantai dalam enam hari pada 2010 lalu, Broad Sustainable
Building kembali mendirikan bangunan pencakar langit dalam hitungan
hari.
Kali ini BSB membangun hotel bertingkat 30 lantai dalam waktu 360 jam
atau 15 hari. Diberi nama T30, hotel ini memiliki 315 kamar standar, 32
suite, delapan kamar suite besar, dua presiden suite, restoran, bar,
pusat kebugaran, kolam renang, ruang parkir bawah tanah, dan landasan
helikopter.
Untuk membangun gedung pencakar langit itu, BSB harus merogoh kocek
sekitar US$ 17 miliar, setara dengan Rp 155,9 triliun. "Hotel ini mulai
dibangun pada 2 Desember 2011 dan akan diresmikan 18 Januari 2012," kata
Wakil Presiden Direktur Broad Group Juliet Jiang.
BSB merupakan anak perusahaan dari Broad Group. Dalam dua tahun
terakhir, Broad Group berhasil menunjukkan pada dunia jika mereka bisa
mendirikan bangunan dalam hitungan hari, bahkan jam.
Pertama kali, tahun 2010, Broad Group berhasil merakit paviliun
berlantai enam dalam waktu 24 jam. Kedua, perusahaan itu mendirikan
gedung 15 lantai selama enam hari di 2010. Dan kali ini membangun T30
dalam waktu 360 jam.
"Sekitar 93 persen gedung itu dibangun dengan cara menyatukan antar
komponen per lantai. Setelah itu, baru kami rangkai menjadi satu," ujar
Jiang.
Mengenai sejumlah keraguan akan kualitas kekuatan bangunan T30, Jiang
menampiknya. Menurut dia, keraguan itu hanya diungkapkan oleh
orang-orang yang tidak mengerti cara penggunaan teknologi konstruksi.
"Biar waktu yang membuktikan semuanya," kata dia.
Berdasarkan siaran pers China Academy of Building Research (CABR), T30
dibangun dengan sistem struktur yang baru dikembangkan Broad Building.
Pada Mei 2011 lalu, CABR melakukan serangkaian tes gempa pada model
simulasi bangunan sejenis T30. Hasilnya, gedung tersebut mampu bertahan
menghadapi gempa dengan kekuatan 7,0-9,0 skala Richter.
"Pembangunan gedung ini merupakan pengembangan teknologi konstruksi
setelah tragedi gempa 8,0 skala Richter yang menewaskan 70 ribu warga
pada 2008 lalu,” kata Jiang.
Kini Board Group kembali berencana mendirikan bangunan sejenis T30 dalam
waktu 200 jam. Menurut Jiang, hal itu bisa saja terwujud kala para
pekerja sudah lebih terampil.
Sabtu, 21 Januari 2012
Wisata Bersejarah ; Gua Liang Bua
Gua Liang Bua merupakan peninggalan pra sejarah di Indonesia. Gua ini adalah salah satu dari banyak gua karst di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Gua ini terletak di Dusun Rampasasa, Desa Liangbua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di gua inilah ditemukan fosil Homo Floresiensis atau Manusia Flores, yang memiliki tinggi badan hanya sekitar 100 cm dan beratnya 25 kg.Tengkorak manusia ini diperkirakan hidup 13.000 tahun lalu, yang hidup bersama dengan gajah-gajah pigmi dan komodo.
Pada 2001 telah dilakukan eskavasi arkeologi yang merupakan kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama University of New England, Australia.
Gua Liang Bua menjadi tempat sejarah menarik untuk dikunjungi para wisatawan. Untuk mencapai kawasan wisata sejarah ini, di mulai dari kota Kupang Ibukota provinsi NTT, naik pesawat dengan waktu tempuh satu setengah jam ke kota Ende di Pulau Flores.
Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Ruteng dengan angkutan umum berupa minibus dengan waktu sekitar 4 jam. Dari Kota Ruteng, dilanjutkan menuju Rampasasa, berjarak 13 km dengan menggunakan angkutan umum.
Langganan:
Postingan (Atom)