Jumat, 13 Juli 2012

Cerita Lucu part 32 (dialog)

Cerita Lucu Anak Kecil


Cerita humor lucu ini dimulai ketika hari pertama masuk setelah libur panjang.
Ketika pelajaran dimulai,terjadi dialog antar ibu guru dan muridnya
Guru: Anak anak,gimana perasaan kalian saat ini?
Murid:senang bu!
Guru: pertama2 ibu akan menanyakan kata2 bijak apa yg sering dikatakan bapamu?
Murid 1:Hidup ini harus kita "LANJUTKAN"!
Guru: oooh,bapak kamu pasti anggota partai demokrat ya?
Murid 1: betul bu
Guru: oh pantes,sekarang kamu!
Murid 2: kata bapak saya hidup ini harus kuat seperti "BANTENG"!
Guru: ohhh ,pasti bapak kamu anggota partai PDIP
Murid 2: betul bu.
Guru: pantes,sekarang lanjutkan lagi
Murid 3: kata bapa saya "Lebih Baik Memberi Daripada Diberi"
Guru:wow,itu baru betul,bapak kamu pasti ustat/pendeta atau semacamnya ya?
Murid 3: bukan bu
Guru: ooh,pasti bapak kamu seorang yg taat ibadahnya kan?
Murid 3: bukan bu
Guru : pasti bapak kamu org yg baik dan suka bersosialisasi ya?
Murid 3:bukan juga bu
Guru (kesal!) :terus apa dong!
Murid 3: petinju bu
 

Penjelasan yang Sangat Mendetail.


Seorang anak laki-laki usia empat tahun sedang makan apel di kursi belakang mobil dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Dia bertanya kepada ayahnya yang sedang mengemudi, “Yah, mengapa warna apelku berubah menjadi coklat?”

“Karena,” jawab si ayah menjelaskan, “Setelah kamu memakan kulitnya, daging buah apel itu akan langsung kontak dengan udara, yang menyebabkan daging buahnya teroksidasi dengan molekul-molekul yang dapat mengubah struktur buah apel itu, sehingga akhirnya buah apel itu berubah warna.”

Setelah sang ayah selesai menjelaskan, suasana menjadi sunyi beberapa lama, sampai tiba-tiba sang anak bertanya dengan suara perlahan, “Yah, Ayah tadi bicara sama aku ya?”

???!!!!???



 

Duel Anak Usia 9 Tahun.


Arief kecil yang baru berusia 9 tahun pulang ke rumah dengan hidung berdarah, mata lebam, dan baju sobek. Jelas sekali ia habis berkelahi dan kalah. Ayahnya mengobati luka-lukanya sambil bertanya apa yang terjadi.

“Yah,” kata Arief, “Aku tadi menantang David berduel. Dan, Ayah tahu, aku membiarkan dia memilih sendiri senjatanya.”

“Oh ya?” sahut Ayah, “Cukup adil juga.”

“Ya, tapi aku tidak tahu bahwa ia akan memilih kakak laki lakinya!”