Kamis, 08 Maret 2012

Jembatan yang terlihat telah membelah sungai


Lembaga arsitek di Belanda membangun sebuah jembatan yang terinspirasi dari cerita ketika Nabi Musa membelah Laut Merah. Jembatan yang berada di tengah air tersebut membelah sebuah kali di Halsteren, Belanda.


Jembatan tersebut digarap lembaga arsitek RO&AD. Bangunan bernama Jembatan Musa itu dibangun sebagai akses menuju sebuah hutan abad ke-17 di Halsteren.


Juru bicara RO&AD, Ad Kil, mengatakan, “Konstruksi jembatan ini seluruhnya terbuat dari kayu tahan air dengan kertas timah. Jembatan itu terbentang seperti selokan yang dibangun untuk terlihat menyatu dengan gambaran lanskapnya.”


Untuk mencegah tidak dimasuki air, RO&AD melengkapi jembatan itu dengan pompa khusus.


Jika dilihat dari kejauhan, jembatan tersebut tidak terlihat karena berada di air. Jembatan Musa merupakan bagian dari The West Brabant Water Line yang terdiri dari serangkaian benteng pertahanan di Halsteren.


Ditugasi merenovasi The West Brabant Water Line, RO&AD memutuskan untuk tidak merombak desain aslinya. Mereka pun membangun jembatan tersebut.


“Ketika Anda mendekat, benteng tersebut menyambut Anda melalui sebuah selokan kecil. Lalu, Anda berjalan menuju gerbang benteng seperti Musa di dalam air,” kata Ad Kil.

Berikut Fotonya :


Quote:






























Tokyo Sky Tree, Menara tertinggi di Dunia


Tokyo Sky Tree disebut sebagai menara tertinggi di dunia.

Tokyo Sky Tree, yang baru saja diresmikan pada Jumat (02/03), kini layak disebut sebagai menara tertinggi di dunia. Menara setinggi 634 meter dan dibangun sejak Juli 2008 ini menandingi ketinggian Cina Canton Tower (600 meter). Walaupun masih kalah tinggi jika dibanding gedung Dubai Burj Khalifa di Dubai (830 meter), menara yang didirikan di Tokyo itu tetap dianggap tertinggi untuk ukuran menara -- bukan gedung.

Peresmian menara ini sempat ditunda akibat gempa bumi yang melanda Tokyo dan pesisir timur Jepang, pada 2011 lalu. Namun penanggungjawab konstruksi meyakinkan publik bahwa menara ini relatif stabil dari guncangan gempa. Disebutkan menara ini mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,0 skala Richter. Disain menara banyak diwarnai unsur tradisional Jepang, dengan pijakan dasar berbentuk segitiga, meskipun terlihat pula ada sentuhan modern.

Tahan gempa
Selama pembangunan menara, menurut pengelolanya, tidak pernah terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa pekerjanya. Situs resmi pengelola menara ini menyatakan, menara ini diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitas 'pencegahan bencana'. Dengan rancangan menara yang tingginya melebihi gedung-gedung lain di Tokyo, maka dapat dihindari persoalan bentrokan sinyal akibat kehadiran gedung-gedung pencakar langit di kota itu.

Saat situasi darurat, menara ini juga dapat dijadikan pemancar jaringan informasi untuk radio dan televisi. Keterangan resmi pengelola Tokyo Sky Tree menyebutkan, pembangunan menara ini menelan biaya sekitar US $ 806 juta. Selain dapat digunakan untuk layanan transmisi digital radio dan TV, menara ini dilengkapi akuarium, serta teater. Masyarakat juga dapat memanfaatkan ketinggian menara ini untuk menikmati pemandangan kota Tokyo dari atas menara

Bagian-bagian menara


Tahap-tahap pembangunan Tokyo Sky Tree


Desain Pencahayaan Tokyo Sky Tree